DramaKota. ©️ Oleh Kerkuak. Hiruk pikuk kota. Seperti ikut lomba. Terus memacu roda. Hingga kecepatan mentok entah diangka berapa. Tanpa perduli di depan ada siapa. Dan tanpa perduli ada rambu apa. Tancap gas lalu melaju. ContohPuisi Pendek Dihalaman ini kita akan mempelajari tentang apa itu puisi, unsur, puisi dan struktur puisi, hingga contoh puisi cocok banget buat kamu yang lagi cari referensi atau wawasan untuk mengarang puisi yang baik dan benar. Pengertian Puisi. Puisi adalah salah satu hasil karya sastra yang merupakan ungkapan dan perasaan penyair menggunakan irama, matra, rima, dalam susunan lirik PuisiPendek - Puisi adalah sebuah karya sastra yang biasa digunakan untuk mengungkapkan perasaan seseorang terhadap sesuatu lewat kata-kata indah dalam puisi. Puisi juga mempunyai banyak jenis seperti puisi cinta, puisi rindu, puisi sahabat, dan salah satunya adalah puisi pendek yang akan saya bahas di artikel ini. SepenggalSajak Rindu untuk Kamu dan Kota Tercintaku. 10 Juli 2017. Author : Uliya Rahmah. Di sudut kota ini aku termenung, memeluk kenangan. Sendiri.. via rozymuhammadfatkhur.student.umm.ac.id. Ini tentangku, tentangmu dan tentang tempat yang pernah kita pijaki bersama. Mengukir indah beribu cerita di tiap sudut remang kota. Vay Tiền Nhanh Ggads. Sketsa tentang Kota Tercinta Adakah tajuk yang lebih cantik dari namakau jika segala orang menyebut keindahan dalam dirikau dengan cara sungai yang mengalir di musim Desember menggerinjang bagai darah muda digelorakan asmara terus dan terus dan terus melampaui tahun-tahun antara Dalem Bintang dan Burgmeester Coops. Kayak kisah sahibul yang serba kebetulan pernah kubuang diriku atas sukaku dalam persetubuhan yang tulus dengan nyawakau tanpa menghitung hari kapan birahikau pudar seperti toh sekarang zaman segala menua dan kau ikut kasihkan aku sumpek gerah macet entah di Tamblong dukateuing di Banceuy. Aku mimpikan jadi anak kecil lagi bercelana-monyet di Ciumbuleuit yang bersih udarakau bertelanjang-kaki di Cikapundung yang bening airkau meluncur becak di Cipaganti yang teduh pohonankau tapi kau pun tau dalam nadikau tiada lagi janji seperti kala mahkotakau berjudul Parijs van Java Oui, je sais, it y a longtemps, n'est-ce pas? Mau kutanya di mana Situ Aksan sebab aku tersesat di Jamika—tak kaujawab mau kutanya di mana JPK Naripan tempat aku dulu bermain drama sebab aku tersesat di Braga—tak kaujawab barangkali juga di mana Dago Thee Huis tempat aku melihatkau seperti kunang-kunang besok pun kaujawab menjadi restoran Cina yang berjajar baso capcay fuyunghay kuluyuk babi. Kemarin, cintaku Bandung, kemarin dari masa kemegahan ex undis sol met zijn vulkanen rond om takkan kembali hari ini besok apa lusa maka kutinggalkan perjalanan panineungan ini sebab pertanyaan yang tak kaujawab diam-diam menjadi bagian kesukaanku sebagai segala orang di abad elektronik pernah menjadi musafir mabuk yang mengembara atas maunya antara paradoks lampau dengan paradoks berikut sampai datang menghampiri hari berhenti kerna persoalan arti kehidupan hanya mengasyikkan kuliah filsafat sementara kata-kata lebih banyak timbulkan perang daripada damai. Jika nafasku besok harus berhenti kerna rumus tak kuasanya aku bersaing dengan Tuhan yang kusebut nama-Nya saban hari mengingat hadiah-Nya akan nisymath khayyim biar kupilih namakau untuk tempatku istirahat menyatukan dagingku dengan bumikau yang lama kupinjam dalam ilham dan kesenangan. Kaulah cintaku salah satu yang memberiku adab maka kunyanyikan asmarandana ini barang sebaris cinta tidak pernah melihat kekurangan. Puisi Sketsa tentang Kota Tercinta Karya Remy Sylado 58 Puisi Pendek Tentang Kehidupan, Alam, Cinta, Persahabatan Dan Kehidupan 1 Source Puisi Pendek Tantang CintaSontakSetiap hendak menulis sajaksketsa wajahmu itu selalu saja merebakudara menjadi sesak penaku henti mendadakserangkaian kosakata di benakku pun luluh-lantak setiap itu pula aku tak tahu harus apa selain menunda dan menyaksikan tiap imaji yang tersisa malihrupa jadi P. S.***Menyerahmaaf, aku harus menyerahtelah lama kucoba untuk bertahan namun aku semakin terlukamaaf, aku harus menyerahkuat inginku untuk bertahan namun hati tak bisa lagi menerimamaaf, aku harus menyerah luka ini sudah terlalu dalam hingga membuat hatiku pecah bergelimang darah maaf, aku harus menyerah menghentikan langkah menutup semua lembar kisah mimpi indah sepasang anak manusia yang bercerita tentang cintamaaf, aku menyerah….***Doaku UntukmuSelalu tersebut namamu,Diantara 7 titik kerendahan diri,Diatas lembar permadani, Berangkat semoga sampai langit untuk kembali turun kebumi sebagai karunia. ***SepiTersebab,Tak mungkin bisa bersama,Maka aku selalu menuliskan syair hati,Dimana kehidupan dunia bisa diatur sesuai mauku,Lantas kau dan aku menjadi kita…Hanya bisa memanggil ingatan untuk mengusir kesunyian,Tapi ia datang tak pernah sendirian,Selalu beserta suatu hari tangan kita terkait,Terlelap bersama dibawah saku ini slalu menghantarkanku padamu***baca jugapuisi cinta romantis yang paling manisIni TentangmuKatamu kau tak pandai berkata-kata,namun kata-katamu mampu membuatku terbata-bata…Bagimu kau tak terlalu suka mengungkap rasa,namun yang kau isyaratkan membuatku tak mungkin lupa…Menurutmu apa yang kau perbuat bukanlah apa-apa,namun tanpa kau sadari,bagiku kau begitu istimewa…Demikian tentangmu,dan sungguh! aku bukan sedang memujimu…***Jejak Dalam UdaraDan lihatlah,Sekumpulan burung-burung melintas dikotakuDilangit senja yang perlahan pekatditelan malam Beriringanmereka terbang pergi dan berlaluSedang aku, Menyesap rindu dijejak-jejak yang semakin hilangKuingin kau mencintai aku seperti udara,Meski kasat tapi kau hirup selamanya…***RasaLantas, biarlah sementara beginiTepatnya kan kubiarkan seperti iniMungkin hati ini perlu waktu tuk menghapusnyaKarena sesungguhnya aku telah terbiasa oleh keberadaanmuDan sesungguhnya ada rindu yang mulai tertata Karenamupun,kini aku benar-benar tak sanggup mengelabui rasa***Isyarat Yang EntahPada undakan anak tangga kelimaSeorang perindu duduk menatap awan senjaIa tabah menunggu isyarat yang entahTapi kau salah puan…Jika menganggapku setabah ituJustru karena tak sanggup menahan rinduAku senantiasa mencurahkannya pada aksarakuDan sementara di keningnyaWaktu terus melukis kerut perlahan…***Aku dan HujanJalan itu menghitam,basah oleh aku, muram, Kering oleh ini menghapus jejak apapun,Namun kasihmu tak hilang dalam hitungan tahun.***Lebih dari hancurSeperti pisau tajam yang menusuk hatitak pernah bisa dilepas lagimenusuk sampai nuranitempat aku bingkai indah namamuAku hanyalah serpihan puing yang rapuhingin aku ceritakan kehancuran initapi, kau seolah tak pedulitak mampu kusatukan lagi kepingan hati***Puisi Pendek Tantang Kehidupanpuisi pendek tentang kehidupanTelevisiSejak tabung sinar katodasihir telah bersentuhan dengan duniasinarnya merusakmu, tentu sajaturut mengubah perilakumuKini kau menyentuhnyamenggesernya ke kanan dan kiriseolah kalian berinteraksi,padahal hanya kau yang terpedaya sinar dan sihirnya***Sudut PandangKita lahir dari rahim yang samaMembuka mata di saat berbedaAku menolongnya kau mencacinyaTapi kau yang jeli dan aku tertipu belakaIni hanya masalah sudut pandangMenganggap kaya berlebihan atau miskin keterlaluanMata rahim melihat itu semua seimbangKita semua lahir dari rahim yang sama, rahim keadilan***Sebutir DebuAku hanya sebutir debuyang memburamkan kilautak pantas berada diatas sucitak bisa menghindarsaat angin hembuskan aku untukmu,lalu terbangAq hanya kecewa bagai hampa mengharap udara,atau debu ditengah gersang mengharap hujanhentikan angin membawaku terbangOleh Florizty Anshori, 13 Februari 2014***KesabaranGubung bambu istana baginya,Perut yang selalu bernyanyi dalam hidupnya,Walau pahit telan untuk manis,Bersyukur kunci agar tak menangis,Melangkah kaki ini hingga membentuk garis pecahan,Duri-duri selalu menghadang raga,Wajah menahan kesakitan,Menyebut namaNya dalam jiwa,Hati berkata “ lahaulawalquwata illabillahil alihiladzim,”***Dalam Bislangit di kaca jendelabergoyang terarahke mana wajah di kaca jendelayang dahulu jugamengecil dalam pesonasebermula adalah katabaru perjalanan dari kota ke kotademikian cepatkita pun terperanjatwaktu henti ia tiada…Karya Sapardi 58 Puisi Pendek Tentang Kehidupan, Alam, Cinta, Persahabatan Dan Kehidupan 2 Source ***Dunia KiniMinggu pagi pun merebak,,,Bagai daun kering berguguran,,Tak henti-henti berguguran,,,Saat semuanya terlena,,,Semuanya berubah,,Sekelompok manusia berencana yang merubah,,,Yang salah jadi seperti biasa,,Yang aneh jadi seperti wajar,,Hati-hatilah sayang,,Itulah dunia kini.***JudulkuHingga sore ini aku tak tahu judulnya,,Judul dalam hidup ini,,Apakah aku seorang yang hebat,,Ataukah seorang yang biasa saja,,Atau bahkan seorang pecundang,,Sungguh membuatku khawatir,,Lalu bagaimana,,Apa aku harus merantau,,Tapi demi apa? Semoga aku segera menemukan jati diriku,,amin***Kisah PerjuangankuSejak awal kumemulai mengenal duniaSejak itu juga kumemulai memahami arti hidupBanyak kisah yang telah aku lewatiDemi mengejar impianSemua kisah itu tak dapat ku lupakan dari memorykuTentang perjuangan kehidupanku untuk meraih impiankuWalau bayak rintangan yang harus di hadapiNamun bukan itu yang membuatku harus menyerahKarna kehidupan ini butuh kerja keras dan pengorbanan yang luar biasa Maka itu tak ada kata menyerah sebelum mencapai impian yang penuh harapan. ***Puisi Pendek Tantang Lingkunganpuisi pendek tentang lingkunganAnak Nakalkukemana saja kamu hingga kotor mukamu,,kesayanganku dengan muka yang kotor,,aku mencarimu sampai ikut kotor,,dan mencuci semua bajumu,,aku menemukan permen karet di sepatumu,,aku tahu itu permen karetmu,,dan aku tahu kamu bermain di tempat sampah,,aduuh,,pusing rasanya,,melihatmu,,namun aku tak sanggup tidur tanpamu,,anakku,,dan kesayanganku,,***Koran PeradabanAngin menghela nafasnya,Seolah beban membawa cuaca,Pucuk pepohonan menari tarian gila,Mabuk oleh air haram malas menjaga anak-anak,Lempeng-lempeng kerak yang selalu berjingkrak,Manusia kian lihai berdusta,Lengkap dengan topeng-topeng baja,Hati bersembunyi entah dimana,Haha… mungkin takut pada arah jalan untuk perbaikan,Segalanya berubah liar dan berantakan. Apa ini hanya tajuk laris Koran-koran ?,Ataukah memang ujung dari sebuah peradaban. ***Tak PuasTak Puas…Hutan sudah mulai menguningSungai sudah teracun limbahIkan-ikan mati tak bersisaMakhluk binasa tiada panganUang sudah melimpahTak terhitung berapa jumlahnya Mataku silau melihat hartaNamun tak tahu apa bunganya***KekeringanKau sendiri yang merusak tanah surgamuJangan heran jika tanahmu tak lagi suburJangan heran jika lautmu tak lagi indahJangan heran jika musim pun tak tentu arahKaulah yang merusaknyaDengan tangan keserakahanmuTelah kau jadikan alam sebagai pemuas nafsuDan kau lupakan anak cucumuMereka, keturunan kitaPun berhak mendapatkan alamnyaSeperti kita mendapatkan alam kita***Drakula dan Kelelawar BerdasiKalau saja Bram Stoker orang Indonesia di jaman kiniinspirasi drakula adalah mereka para kelelawar berdasimenghisap darah sesamamenyedot kering harga diri keluargaBagaimanapun juga mereka makhluk nokturnal bertopeng sahajapenjara tak membuat mereka jera atau menyerahkelelawar berdasi bukan manusia yang makan nasimereka hanya butuh kursi untuk beraksi***Jagalah dirikuku berjalan tanpa hentiMenelusuri jejak langkah bumi pertiwiTak kenal putus asa, dan rasa nyeriDalam penderitaanku slama iniSubur akan tanah dan kekayaannyaAir yang selalu mengalir disetiap waktu dan detiknyaCintai lingkunganku dan cintai seluruh kekayaankuWAHAI ANAK BANGSAKUPuisi karyasendi***TamanTaman punya kita berduatak lebar luas, kecil sajasatu tak kehilangan lain dalamnyaBagi kau dan aku cukuplahTaman kembangnya tak berpuluh warnaPadang rumputnya tak berbanding permadanihalus lembut dipijak kakiBagi kita bukan halanganKarenadalam taman punya berduakau kembang, aku kumbangaku kumbang, kau kembangkecil, penuh surya taman kitatempat merenggut dari dunia dan nusia***Puisi Pendek Tentang Alampuisi pendek tentang alamSabda BumiBelum tampak mendung merenung bumiSeberkas haru larut terbalut kalut dan takutTerpaku ratap menatap Jiwa-jiwa penuh rinduHangatkan dahaga raga yang sendu merayuBulan tak ingin membawa tertawa manjaKala waktu enggan berkawan pada hariSaat bintang bersembunyi sunyi sendiriTerhapus awan gelap melahap habis langitBulan memudar cantik menarik pada jiwa iniHitam memang menang menyerang terangTetapi mekar fajar bersama mentari akan menariBersama untaian senandung salam alam pagi.***Permainya DesakuPadi mulai menguningMentari menyambut datangya pagiAyam berkokok bersahutanPetani bersiap hendak kesawahPadi yang hijauSiap untuk di panenPetani bersukariaBeramai-ramai memotong padiGemercik air sungaiBegitu beningnyaBagaikan zamrud KhatulistiwaItulah alam desaku yang permai.***Tanah AirkuAngin berdeir di pantaiBurung berkicau dengan merduEmbun pagi membasahi Rumput-rumputItulah tanah airkuSawah yang menghijauGunungnya tinggi menjulangRakyat aman dan makmurIndonesiakuTanah tumpah darahkuJaga dan rawatlah selaluDi sanalah aku di lahirkan dan di besarkanDi sanlah aku menutup mataOoooh… Tanah airku tercintaIndonesia jaya.***Senja Yang IndahKeemasan cahaya di cakrawalaDi ufuk barat saat hari mulai senja..Terbelalak mata saat memandangnyaKeindahan dari sang maha pencipta..Sang surya bersiap untuk tenggelamMenjemput mesra ketenangan malam..Meneguk cahaya dalam-dalamMenyempurnakan keindahan malam..Lembayung indah tampak kekuninganGradasi warna bagaikan lukisan..Di sudut langit yang tipis berawanHiasan terbesar sepanjang zaman..***Batu KelapaOleh Kahlil GibranDua muda bercermin cahaya,sesaat terik melepas biasnya di perigiharap. Jengkal waktu merayap malas, bertalidua perempuan paruh nafas luruh di tepi daun kacamerayu sepasang batu kelapa, terpukul bagai memikat beliungrasa dua muda itu, dan gegas melambungparuh demi sepasang batu kelapa;memundak gersang lama batu kelapa menanaksantannya di tempurung berekor dua muda untuk menilik adanyakisah batu di kelapa selepas gelap.***AwanOleh Amalia Arum WijayantiBertebaran di angkasaPutih, kelabu, dan hitamWarna – warna menawanBergelombang mengombak-ombakTebal dan sangat indahBahkan sang bagaskara tak terlihatPelangi terlihat tak penuhKarna sang selimut menutupinyaJauh disanaMenyelimuti jagat rayaTebal tipisBeredar dimana-manaIndah bukan buatanIngin rasanya memeluknyaLembut dan menawanIndah tak terperikan***SawahOleh Sanusi PancSawah di bawah emas padu,Padi melambai,melalai terlukai,Naik suara salung serunai,Sejuk di dengar,mendamaikan bersinar,menyilaukan mata,Menyamburkan buih warna pelangi,Anak mandi bersuka hati,Berkejar-kejaran berseru lazuardi bersih sungguh,Burung elang melayang-layang,Sebatang kara dalam berdesik daun buluh,Di buai angin,dengan sayangAyam berkokok sayup udaraPuisi Pendek Tantang Persahabatanpuisi pendek tentang persahabatanMaaf, Aku LupaMaaf teman,Kau memang bukan penyimak ceritaKau juga bukan penanggap yang baikTapi setidaknya, kau penutup cerita semua iniSeringkali kau menjadi pusat perhatian di akhir ceritaDan kau bergunaTak masalah bukan?Ternyata kau adalah sahabatkuAku masih menganggapmu***Selamat Jalan TemanTeman adalah bentuk nyata dari suatu penghargaanSedang musuh adalah bentuk semu dari suatu ujianDan hal yang paling kutakutkan dari seorang teman adalah,Ketika aku melihat punggungnyaDan ia semakin menjauh tak menoleh***Teman PerjuanganAyo kawan, apa kau lupa?Kau pernah berkata padakuCerita bukan soal hasil dan tujuan,Tapi tentang proses dari perjalananDan kau juga berkata,Perjuangan itu tak ada yang sia-sia,Dan perjuangan itu tak kan ada habisnyaJadi, kenapa kau malah tidur di tengah keramaian zaman?***Sahabat di Kala HujanTerimakasih teman,Di tengah orang-orang yang berseragam,Di tengah awan yang mulai gelapDan hujan memenuhi suara yang masuk ke telingakuKetakutanku mulai memuncakNuraniku menggigilTapi kau membawakanku sebuah handukKau adalah pelangiWalaupun kau datang terlalu awal Puisi Pendek – Hal apa yang ada di pikiran anda ketika mendengar kata puisi? Mungkin yang terbersit di pikiran adalah sebuah karya yang terdiri atas kata-kata indah dengan tema tertentu. Ya, semua hal di dunia ini bisa dijadikan tema untuk membuat puisi. Di bawah ini kumpulan puisi pendek tentang kehilangan, cinta, islami, dan alam. Setiap individu memiliki cara mereka masing-masing, dengan cara ekspresi yang tidak sama. Salah satu cara dalam berekspresi yang sering digunakan adalah melalui penciptaan puisi pendek. Dalam praktiknya bisa menggambarkan berbagai emosi di setiap sisi kehidupan yang berlainan. Seperti contoh puisi pendek yang admin mahatekno kutip dari roamadecade berikut untuk berbagai kejadian dalam hidup Puisi Pendek Religi Sisi kehidupan agama merupakan sisi yang dimiliki oleh semua orang. Aspek religius menjadi hal utama pada setiap diri manusia. Ada banyak cerita suka duka yang akan terangkai dalam kehidupan di bidang religi. Semua itu akan tergambar pada puisi pendek berikut Menyerah Cerita keteladanan membuat aku merasa mual Semua kurasa sudah cukup, aku ingin memuntahkannya Mual dengan apa yang ada padaku Memuntahkan semua yang menjadi milikku Bagaimana bisa? Atau hanya aku yang tidak bisa Terdiam bagai patung, mencerna tanpa memperoleh makna Dalam satu atau dua, mati menjadi lebih terpuji Belajar lebih banyak untuk mengerti tanpa berkuasa atas diri sendiri. Butir Mutiara Dari Pendosa Aku pendosa, hilangkan taat untuk khianat Memilih pergi dari tinggal untuk mati Naluri memaksa aku untuk tetap seperti koloni Liar, brutal Aku pendosa Mengemis, dalam iba yang dipandang sebelah mata Takut, kecil tidak berarti Mengais ampunan dalam sisa yang begitu memuakkan Aku pendosa Menitikkan air mata mutiara dalam kalut hati penuh emosi. Hakim Maha Adil Untuk siapa semua kerja dan susah payah Kabarnya ada ganjaran berupa surga dan neraka Hingga lelah tidak lagi dapat dirasa, hingga sakit tidak lagi bisa mempengaruhi Mereka bermaksud apa dengan kerja keras dan susah payah Katanya ada segunung harta yang menjadi perebutan semua manusia Untuk apa bumi sibuk tiada henti Kami memiliki peta hidup sendiri-sendiri Tentang pahala dan dosa, kami tidak peduli Hidup menjadi baik agar hidupmu baik Yang maha adil melihat dari langit yang begitu tinggi. Menaklukkan Rasa Sakit Dalam dunia yang gelap, nyatanya tidak semua memerlukan cahaya Dalam hamparan yang bisu, tidak semua telinga memerlukan alunan merdu Mata menjadi menyala kepada apa yang telah bulat terkunci anak panah Sayup-sayup musik tidak lagi penting, dalam hati telah bernyanyi lagu-lagu cambuk diri Untuk bersujud kami berjuang Melawan mata peluru dan anak panah bermesin Hanya untuk bertamu ke rumah Tuhan kami Satu langkah mungkin saja kami hanya mendapatkannya hari ini Gerakan kecil membangunkan moncong meriam memilih kepala-kepala menempel tanah Seperti kesiaan kalian terus menabur lelah memberikan sakit pada kaum kami Tidak ada keraguan, tidak punya rasa takut, berdiri diatas duri, sujud meski meteor menghujani. Esok Hari Bilakah kau bertanya esok seperti apa dunia? Ia yang lelah, ia yang terlalu banyak menjadi saksi Dunia yang bosan, manusia terus mengucapkan kemunafikan Tiang renta terus tergeruk oleh serakahnya Bila bumi dihancurkan, kami telah membaca Gunung dan kapas berterbangan Kandungan yang gugur, kami menjadi lupa diri karena ngeri Ampunan telah tertutup, hanya penyesalan yang membuat kita sama Bila lah mana matahari lupa akan garis edarnya Kata ampun sudah tidak lagi bermakna. Dalam Bumi Gelap Tersihir, semua tertunduk karena malu Sesaat, untuk kemudian kembali terjaga dan bertelanjang Menari, mengucapkan mantra-mantra Terselubung, gelap beratap sinar dari api abadi Pantas saja Tuhan menjadi murka Dalam bumi gelap,suara tangis tidak menjadi satu-satunya bunyi Duka bukan pula satu-satunya rasa Dalam bumi yang gelap Manusia menjadi Tuhan untuk diri mereka sendiri. Ampunan Kembali Tidak pernah kecewa aku meminta, tidak akan pernah ada kecewa untuk mengiba Permohonan kepada langit yang disampaikan senandung merdu kesunyian Titik embun menyentuh kering untuk pertama kali Memberikan pengharapan hidup pada gersang Sebuah benih berakar pada mulanya Topan kencang tidak akan lagi menggoyangkan Kini kuat laksana gunung menjulang Tidak ada doa yang terbengkalai dalam daftar terkabulnya Untuk yang terbaik semua akan menjadi baik. Baca Juga 1000+ Kata Kata Bijak dan Mutiara Romantis, Cinta, Motivasi, Kehidupan Puisi Pendek Bertemakan Alam Takdir hidup bersandingan dengan alam dari lahir sampai dengan meninggal, menjadikan manusia dan alam memiliki hubungan yang erat. Dalam praktek kehidupannya tidak selalu semua itu akan berjalan dengan mudah. Banyak masalah, rintangan dan bahkan kesan keserakahan dengan unsur materi. Berikut puisi pendek bertemakan tentang alam Hijau Ku Cinta Pernahkah kau pahami tentang wangi saat gerimis membelai bumi Rasa yang kuat seolah mengalun menyalami memberi damai Pembawa harapan, menyinarkan keluh kesah Padanya ada salam yang langit titipkan Untuk mereka dengan tabah menguatkan sabar di setiap detik Laju lembut, tak membiarkan satu lubang semut tanpa rejeki Kau akan terpesona saat genangan hujan mulai surut Terkumpul jauh hingga samudra luas Bekas jejak subur adalah buang tangan. Tentang Mereka Alkisah tentang mereka yang tidak lagi mengerti, ngeri menjadi di kala ambisi terus di isi Dengan lahapan api, dengan mesin pemberani Seperti tuli telinga yang dibawa sepanjang hari Bisik angker tidak memundurkan tekat Rupiah menjadi sesembahan tuhan manusia yang sama Tentang mereka dengan hati tak lagi peduli Jiwa malang menjadi bergelimpangan mengakhiri suratan Tertahan air mata akan mereka tumpahkan pada yang memberikan mereka hidup Sesaat setelah iblis itu pergi. Atap Langit Berbintang Berbaringlah aku pada tempat terdamai yang pernah aku singgahi Dalam pakaian tercantik dengan wangi yang sangat senang untuk terus aku endus Bila ada cermin mungkin tak akan aku menoleh langit Terlalu sibuk dan takjub aku dengan apa yang menjadi milikku saat ini Ini bukan malam perkawinan, aku mengerti Gaun putih dengan riasan cantik meski tak nampak pantulanku di tanah hijau Beratapkan langit berbintang satu-satunya saksi Aku indah dalam kepungan peti mati. Malang Bertahan dalam tanah tandus Gerimis surga memberikan nafas sambungan yang tepat pada waktunya Seketika kembali mencengkeram kejam bumi Mencari perlindungan terkokoh menghindari sekarat kembali Kemana rekan, kemana saudara Hanya sendiri di tengah tanah gersang tidak berpenghuni Tidak ada kumbang tidak akan nampak pelangi bunga Tatapan mata adalah kuat ku, dan ku dapat dari bayangan ku sendiri pada pecahan kaca Kemana suara tawa itu pergi Aku menggeliat di tanah gersang tak ada yang menemani. Cerita Lama Kala itu tak lagi langit memiliki rasa bahagia meski sedikit Kabut seolah memiliki kuasa untuk mengisolasi Jarak terbentuk pada kaum langit dan pertiwi Semua yang keluar dalam mulut hanya terdengar kembali oleh sumber suara Oleh penjagaan yang ketat, tidak ada yang melewati batas garis meski satu langkah saja Beritanya itu soal ibu yang murka Memuntahkan benci setelah sekian lama ia telan sendiri Di tepi sebuah kubangan air, semakin menjadi lah amarah dan caci maki Kabarnya cerita lama itu pun memberikan duka hingga ke negeri yang jauh di sana. Garang Kejar-mengejar tanpa jeda Mengular melewati semua yang bisa ia lenyapkan Mengupas misteri dalam kotak sirkus tanpa lelucon Mawar di tangan muncul duri dan melukai Cerita ini soal dendam tidak hanya mengenai aku Permohonan yang hilang tertelan rasa amarah yang lapar Rata sudah kalian tidak ada Aku kembali tenang seakan tidak terjadi apa-apa. Baca Juga Contoh Tanda Tangan Simple, Keren, dan Berkesan Huruf A-Z Puisi Pendek Percintaan Cinta adalah anugerah paling luar biasa, tempat mencari kedamaian dan sekaligus pertentangan. Dalam kehidupan cinta ada senyum dan tangis yang silih berganti saling mengisi. Percintaan membuat seseorang menjadi penyair yang bisa menciptakan puisi pendek dengan rinci segala peristiwanya. Inilah contohnya Satu Kamu Ah… bila lah mana Manusia itu himpit menghimpit memenuhi bumi Aku tidak merasakan keterbatasan dan dunia ku tetap akan luas Berlarian dengan memeluk erat lengan mu Mengitari bumi yang tidak begitu luas, ku rasa Bila lah mana, matahari tetap diam dalam pelukan malam Aku tidak akan melihat gelap, karena hidupku akan selalu terang Bersama sinar matamu yang menjadi kekuatan Meleburkan kesedihan untuk semua nanar yang aku tatap. Tergoda Oleh sebuah pesan berantai yang berhenti di aku Akhir cinta hanya untuk satu orang istimewa Mengucapkan janji suci untuk sejenak meleburkan waktu Sampai nafas terakhir hidupku telah terikat oleh janji Satu selamanya ku rasa tidak akan pernah cukup Bersama dahaga kian lara Untuk sekali lagi, bolehkan aku mintakan kelonggaran Berikan lagi dia, bagai permata Kembang yang belum mekar sempurna Untuk sekali lagi Bolehkan aku minta tambah satu Kepada momen saat ku curi kilatan mata yang menghentikan rotasi galaksi. Cerita Bersama Dia Kenyang ku telan air mata yang aku keluarkan Terlalu berisik mendengarkan tawa yang kita sengaja untuk menjadikan lebih keras Lelah berusaha terlihat sempurna dalam dekap mu yang memang tanpa cacat Ijinkan waktu melambat di sini Detik terasa lama untuk aku mengatur nafasku kembali Tepat di titik ini, sempurna seperti ini Tubuh tambun yang menghangatkan suasana yang beku Mengapa lah semua meski kisah ku bersamamu Tunggulah, akan ku bunuh semua ragu Maaf bila aku kembali dengan penuh luka dan tidak cantik lagi. Terakhir Untuk kali ini mungkin semua tidak akan pernah terulang Memohon, lutut itu bertekuk tidak untuk saat berikutnya Itu adalah nya terakhir yang ku bagi dua Maaf aku tidak bisa memberikan mu semua meski kamu terus meminta Dengan mati aku tidak bisa lagi mencintai Dengan mati aku tidak akan pernah bisa melindungi Mati, tidak akan bisa memberiku waktu untuk memberi Mati? Itukah yang sebenarnya kau minta. Bangku Di Teras Rumahku Pernah Di kala senja memudar melebur menjadi kelabu Di saat matahari sangat lelah hingga tak menemani kami untuk duduk dana berbincang Kelebatan malam tidak lagi memberikan ultimatum ketakutan untuk surut ke belakang Orang yang tepat. Hingga jendela tertutup tidak membuat aku turut masuk Kursi di luar teramat nyaman dengan kamu di sampingnya Pernah Rasa sakit teramat berat hingga saat matahari masih ingin terduduk aku telah beranjak Mencoba menyembuhkan luka, memercikkan kata mengerti untuk merajut kembali Pernah Tidak ada kau dan matahari, aku masih berlama di sana Meneriakkan rindu Kepada bayang bisu yang telah pergi. Kantong Remah Berbahagialah Kalian yang memiliki kantong utuh kebahagiaan tidak terbagi Membawa tawa lekat dan tidak akan menjauh Mengering air mata karena suka di setiap waktunya Berbahagialah Bila kantong itu bukan berisi remah Tapi satu di dalam kesatuan hidup yang padu Tidak menyeret beban tanpa peluh bercucur Berbahagialah Untuk sekantong penuh Tanpa retak, tanpa koyak. Dalam Takjub Aku tidak melihat yang sama Ke pada ke dua permata yang bersinar sebagai pertanda Tidak, aku tidak tertarik kepadanya Hanya dua buah permata sama rupa Kagum ku tidak terpaku pada bagian itu Menyeluruh, lebih mengena Tidak hanya pada dua bola mata Namun, menilik sampai jauh pada hatinya. Baca Juga Kata Kata Promosi Jasa Fotografi dan Videografi Yang Menarik Puisi Pendek Tentang Rasa Sakit Hati Banyak yang tidak bisa memaafkan keberadaannya, rasa sakit hati menjadi sesuatu paling menyakiti. Kebesaran hati untuk memahami menjadi sulit untuk muncul pada kondisi ini. inilah contoh puisi pendek tentang rasa sakit hati yang memberikan sedikit bocoran tentang penderitaan di dalamnya Seribu sakit menyatu dalam satu juntaian temali mematikan Puisi Ayah Menyekap seorang diri tanpa imbang perhitungan kekuatan Tanpa udara yang di alirkan Kematian dipercepat tanpa ada koordinasi seluruh semesta Keju Mati rasa Luka Melukai Khianat, dalam balutan abdi Menyulut satu emosi yang menjalar menjadi dendam dalam diri. Percuma Maka Lepaskan Sedikit percik menyulut kebakaran yang besar Satu titik melebar membuat blok kekuasaan Duka melejit menjadi hujan berbatu Menumpahkan darah, ricuh menyelimuti diri Tidak ada yang ikut turut Tidak ada yang ikut merasa meski mereka memiliki hati Dan tidak ada sahabat pengurang nyeri Derita diri pada keputusan tidak tahu terimakasih. Catatan Kelam Ruang perawatan adalah lebih baik Lebih sempurna ketimbang harus sehat berjalan wajar Lebih indah untuk sekedar pendar cahaya bulan Pada waktu di mana semua harus mendapat ultimatum untuk terus berjalan Tanpa arti jarak yang telah tertempuh Bila kau pergi sesaat setelah aku ada pada waktu Untuk apa senyum penyambutannya Bila tangisan tak bisa kau bendung pergi Sesaat setelah semua di mulai, ini telah usai Cerita kita bergegas berakhir. Tidak Hanya Aku Kenangan akan duka cita mana yang lebih mengerikan Dari hati yang tidak lagi utuh untuk terus mempertahankan sekali nafas Dalam tarikan duka kian lebar senyum yang menipu Wajah bertopeng sebagai penyamar Purnama menerangi bumi tepat diatas kau dan bukan bersama aku Cukup celas untuk tunjukkan semu rona pada diri seolah sangat lugu Langkah detakan arloji semakin membuat sakit pada kebahagian kalian yang semakin nyata Untuk satu langkah maju mu Seribu kaki lari aku menjauh Memilih Terbesit tanya semesta mengenai kartu untuk tempat berikutnya Merah, kuning dan hijau Maju atau berbelok Terdiam, membiarkan semua mempengaruhi kesadaran Benar dan salah seakan menjadi samar seketika Cahaya menjalar menjadi gelap Tinggalku tidak ada penghargaan Dan langkah pergi yang kau cegah Mungkin melebur hilang adalah satu cara terbaik. Jalan Yang Ku Benci Mengenai jalan berbatu memang telah kita sepakati sebelum perjalanan panjang ini Juga kemungkinan lava mengikuti kelokan gunung melalui jalur kita Atau tentang salju turun lebat, dan kita tidak punya tempat penghangat Hanya sebatas itu bukan Lantas kenapa meski begini Kau bilang perjalanan ini untuk kita Lalu kau ciptakan jarak terpelihara agar aku bisa luas menari dalam sendiri Berharap kau menoleh saat aku menatap ke arah yang sama Dan ku temukan kau tak lagi memandangku seperti katamu Berdua, arah yang kau ambil berbeda dengan surga pencarian. Terjalin semua untai dari pita yang berwarna dalam masa berbeda Satu untai untuk satu abad waktu sebelum itu Terkabur dalam pilihan jenis warna yang nyaris sama Satu kotak terakhir beka perbekalan telah aku habiskan untuk menguntai anyaman kisah Sebuah simpul kunci kau tarik kasar Hingga semua berbaur Seperti daun berguguran berserakan tanpa kendali Menuju titik terakhir Aku kembali terpatahkan. Baca Juga 18+ Contoh Kata Kata Promosi Makanan di Instagram Yang Kreatif Puisi Pendek Perjuangan Hasil yang indah tidak akan pernah terjadi melalui proses mudah. Kesulitan merupakan jalan yang menjebatani untuk meraih sedikit kebahagiaan. Perjuangan akan menjadi terabadikan melalui karya sastra seperti puisi. Inilah puisi pendek tentang keras perjuangan Kata Terlarang Boleh kah aku sendiri untuk kali ini saja Majulah terlebih dahulu jangan menunggu Tidak usah kau ikat aku untuk menyertaimu Kali ini saja Aku perlu waktu untuk menumpahkan duka yang ku bawa Meringankan beban bahu, untuk kembali menyusulmu Aku menyusulmu Tutup telingamu untuk menghentikan bunyi tangis yang mungkin akan melemahkan Kesendirian adalah apa yang aku butuhkan Aku akan menyusulmu Dengan langkah lebih indah. Seberkas Sinar Merangkak Menahan lapar hingga kulit ini terasa lezat dalam satu jilatan lidah rakus Aku memotong jari kaki, menegakkan tubuh lengkung Perih semakin menjadi Darah mengucur seperti ingin membuat prasasti Untuk tempat yang pernah tersinggahi dengan hati tercabik Ia datang lagi, memungut dan lemparkan aku ke tempat asing Sampai dengan denyutan nadi yang kian melemah Udara tarik keluar semakin cepat Kala pertama ku patahan lenganku sebagai pereda lapar yang tak tertahankan. Masih Ada Perjuangan Hari ini belum usai Mata yang terpejam tidak memastikan semua yang terkondisikan Hati tidak berhenti bekerja meski raga tak lagi siaga Dalam perang semua mata seperti terbuka meski tanpa ledakan dan hujan senjata Langkahmu masih jauh Senjamu tak bisa lebih buruk dari aku Kepada setiap pohon yang aku tanam Ia akan memberikan satu berita sebagai pengobat luka Derita tidak mengerikan Langkah yang berhenti itulah akhir Ke Lima Puluh Dua Makna apa dalam lima puluh dua Itu hanya dua angka yang kau dapatkan dai tahun ke dua puluh lima Semua masih sama, hanya kita semakin menua Tentu semua semakin berat dari waktu ke waktu yang berlalu Dalam renta kita mencoba penjaga utuh kala dua puluh lima berkuasa Tidak mudah tentu semua itu kita ceritakan kepada tunas muda yang seakan paling perkasa. Baca Juga 15+ Ide Bisnis untuk Mahasiswa dan Manfaat Memulai Bisnis di Usia Muda Puisi Pendek Kehilangan Kehilangan memang menjadi suatu hal yang menyakitkan. Namun sebaiknya jangan tenggelam dalam kesedihan karena kehilangan. Lebih baik menumpahkan perasaan kehilangan tersebut dalam puisi pendek seperti contoh berikut ini Surga Untuk Bunda Sendu hati menggores luka Sembab mata memerah duka Bersimpuh di samping pusara Terpaku menahan lara. Ku sertakan doa untuk sang bunda Bersama sejumput bunga mawar nan merona Dan wangi semerbak pandan yang manja Mengalahkan wangi bunga kamboja. Bunda Kini engkau hidup di alam sana Kembali kepada Yang Maha Kuasa Aku berharap engkau tenang menghadap-Nya. Bunda Kini aku sebatang kara Tanpa tawa tanpa suka Namun, selalu ku panjatkan doa Surga untukmu bunda. Hati Yang Hilang Mata tak henti tumpahkan airnya Hidung memerah kalahkan pipi merona Isak tangis beradu dengan degub jantungnya Ada sayatan luka dalam jiwanya.. Mencoba memutar kembali memori Dimana saat itu cinta menyatukan hati Dimana saat itu kasih sayang selalu berbagi Ucapnya cinta sampai mati Namun, malah terkhianati Cinta itu kehilangan hati Tersisa hanya janji. Ku coba tegarkan kembali Hati yang terusik ini Kuat meski sendiri Tanpa ada hati lain yang menemani. Sejuta Tangis Lihatlah mereka meringis Menahan hati yang menangis Lemah tanpa daya bagai teriris-iris Terselubung duka yang berlapis-lapis. Harta benda pergi Keluarga entah masih hidup atau mati Dirinya di rundung sepi Di tengah keramaian bencana yang bertubi-tubi. Tak hanya gempa namun tsunami Menelan jiwa dan materi Terlukis sejuta tangis Pada hatinya yang terkikis. Baca Juga 25+ Ide Usaha Modal Kecil Yang Wajib Kamu Coba! Puisi Pendek Cinta Salah satu hal yang sering sekali dijadikan tema puisi adalah cinta. Terkadang memang ketika merasakan cinta kita mendapatkan inspirasi untuk membuat sebuah karya termasuk puisi pendek. Di bawah ini beberapa contoh puisi pendek tentang cinta Akankah Cinta Kurasa cepat degup jantungku Nafas semakin memburu Sesak dada bagai terhalang batu Seribu rayuan jatuh di hadapanku Namun hanya ada satu Telah mampu luluhkan kalbu. Siapa dia wahai pelukis rindu Teka-teki penuhi ruang otakku Ingin sekali ku berjumpa denganmu Namun apalah waktu tak berpihak padaku. Ku kemas bayang wajahmu Dalam ruang yang semu Namun nyata ada padaku Inginku jaga sepanjang waktu Mungkin saja ini takdirku Akankah ini cinta untukku Wahai engkau penghuni hatiku. Ku Arung Cinta Bersama Rindu ini menyiksa diri Cinta ini penuhi hati Angan bersamanya selalu saja menggelitiki Diriku yang ingin laki-laki penyejuk hati. Detik waktu berputar tanpa henti Doa kepada yang Maha Membolak-balikkan hati Teguhkan hati untuk selalu menjaga diri Persiapkan diri menjemput pujaan hati. Kini Doaku terjawab lewat akad yang suci Oleh laki-laki teman hidupku kini Meniti bersama di atas bumi Mengarung cinta bersama Menggapai surga dari-Nya. Ketika Jatuh Cinta Cinta Datang dengan tiba-tiba Tanpa salam tanpa sapa Namun mampu membuatku bahagia. Cinta mampu lepaskan dahaga Cinta mampu hilangkan duka Cinta mampu hangatkan suasana Cinta dan cinta Begitu indah tersimpan dalam dada. Aku terhanyut dalam kata-kata Yang selalu keluar darinya Aku larut dalam senyumnya Aku luluh dalam pandangnya Wahai laki-laki yang selalu ku puja Inikah rasa ketika jatuh cinta? Jatuh cinta Buatku bahagia… Kan Ku Pinang Termenung diantara riuhnya senja Bibirku membisu tanpa kata Mataku seakan sedang bicara Mengingat wahai dikau cinta Wajahmu nan rupawan sejukkan jiwa. Senyummu lelehkan setiap detik waktu Tergerai manja rambutmu Bibirmu merona membingkai wajahmu Lembut suaramu membuatku rindu. Tunggulah sayang kan ku sapa dirimu Kan ku pinang kau dengan cintaku Lewat akad suciku kepadamu Di hadapan ayahmu Dan Tuhan yang Maha Tahu. Baca Juga 28+ Usaha Rumahan yang Menjanjikan Beserta Tips Sebelum Memulainya Puisi Pendek Islami Islam merupakan sebuah agama yang indah. Berbagai karya bernafaskan Islami dapat meneduhkan kegalauan hati dalam kehidupan kita. Seperti contoh puisi pendek bernafaskan Islami berikut ini yang menginspirasi Do’aku Malam begitu kelam Tanpa wajah bintang dan rembulan Angin berbisik di sela-sela dedaunan Lengking jangkrik tepis kesepian. Mungkin hujan akan segera tiba Melepas bumi penuh dahaga Kering layu tanpa tenaga Menanti penuh asa.. Tiba-tiba Gelegar petir pekakkan telinga Menyambar pucuk pohon disana Hingga tak lama Hujan deras turun dari langitnya Pengobat bumi akan rindu airnya… Ku tengadahkan tangan memohon kepada-Nya Ya Allah Berkahilah setiap langkah kakiku Berkahilah setiap hembus nafasku Berkahilah setiap degub jantungku Ingin bahagia selalu ada dalam hidupku Karena hanya kepada-Mu Ku pinta semua harapku Wahai Tuhan Sang Pencipta diriku…. Jangan Sekarang Tuhan Aku tau Bumi ini kering karena kuasa-Mu Gunung itu muntah karena takdir dari-Mu Laut itu tumpah karena keperkasaan-Mu Tanah ini berguncang karena-Mu. Tuhan Inikah peringatan dari-Mu Atas dosa-dosa manusia ciptaan-Mu Masih saja manusia lalai akan teguran-Mu Larut dalam foya-foya pengikis waktu.. Aku takut akan ini Dimana Engkau akan mengambil sepertiga Demi sepertiga kenikmatan dari langit dan bumi Dimana akan tiba aku lunglai Makanan minuman tak ada Handphone tak ada Bahkan keluargapun lupa Hanya ada iman mampu kuatkan jiwa Dzikir bertasbih kepada-Nya Akan lepaskan lapar dan dahaga Apa daya lemahnya iman… Jangan sekarang Tuhan Aku tak ingin merasakannya Ku kuatkan ibadah kepada-Nya Mengharap ampun dari-Nya…. Baca Juga Cara Mengatur Spasi di Word Karakter, Kata dan Paragraf Puisi Pendek Keindahan Alam Alam yang indah merupakan suatu karunia dan berkah Tuhan. Seperti halnya negara kita Indonesia yang telah dikarunai pemandangan alam yang indah di hampir siap sudut wilayahnya. Ketika menikmati keindahan alam, terkadang kita jadi memiliki inspirasi untuk membuat karya puisi. Berikut ini contoh puisi pendek yang menceritakan tentang keindahan alam Keindahan Alam Angin berdesir daun-daun menari Air gemericik burung kicaukan langit tinggi Tubuh hijaunya rebahkan diri Manjakan mata sejukkan hati. Sungguh indah alam ini Berpayung kemegahan langit biru hiasi bumi Awan bagai kapas putih melati Taburkan keelokan yang menginspirasi Untuk diriku berpuisi.. Harapku semua akan tegar berdiri Temani sajak-sajakku ini Janganlah sirna terhapus perbuatan keji Oh alamku teman sejati… Tarian Ombak Ku peluk lutut hingga dadaku Beralas pasir putih nan lembut bagai debu Tak henti angin menggelitiki diriku Lewat helai rambut tergerai malu. Ku jatuhkan pandangku ke laut biru Menunggu ombak datang padaku Lewat tarian ombak pembawa rindu Pembawa berita dari kekasihku Yang datang dari tanah orang bermata biru.. Hingga tiba waktu Ia menari meliuk-liuk menghibur kalbu Datang menyapaku Menyapu lembut jari-jari kakiku Tinggalkan buih-buih rindu Dari dan untuk kekasih tercintaku… Hujan Pagi Hari Ku lihat dari balik jendela Langit begitu murung dipandang mata Awan bagaikan kumpulan kapas hitam Semakin tebal semakin kelam Akankah hujan akan tiba? Meski pagi baru saja bangkit dari mimpi. Enggan ku sibakkan selimut penghangat diri Angin berdesir menelusuri kamar tidurku kini Dan benar sebentar lagi Hujan akan tiba di pagi hari Mungkin akan mengantarku bermimpi lagi Di atas ranjang empuk beraroma melati.. Senja Sebentar lagi ia akan pergi Tinggalkan terangnya siang hari Perlahan berangsur jauhkan diri Menuntunku menjemput mimpi. Kini ia berdiri Di atas garis kaki langit Ia nampak tersenyum legit Tepis kehidupan yang pahit.. Sungguh elok Jubah emasnya manjakan pandangan Tersimpan dalam angan Suguhkan kenikmatan setiap insan Wahai senja yang rupawan… Puisi pendek dapat lebih mewakili isi-isi hati dari pada proses dokumentasi yang lain. Terkadang menulis puisi-puisi pendek di perlukan untuk menggantikan hati yang lelah dan mulut yang enggan terbuka. Dalam pembuatannya menghindari unsur sara adalah hal mutlak yang tidak boleh diabaikan. Itulah beberapa contoh puisi pendek yang bertemakan tentang kehilangan, cinta, Islami serta keindahan alam. Masih banyak lagi hal-hal lain di sekitar kehidupan kita yang dapat dijadikan puisi. Untuk itu teruslah berkarya dan menghasilkan puisi-puisi indah yang menginspirasi serta menenangkan hati. image via Salah satu karya sastra yang memiliki karya indah dan banyak dikagumi orang adalah puisi. Yaps, hal tersebut karena, setiap bait bahkan katanya memiliki makna mendalam yang bahkan terkadang menggunakan kata-kata kiasan sehingga lebih indah. Kumpulan Puisi Pendek Nah, bagi Kamu yang sedang mencari puisi untuk menggambarkan keadaan suasana hati sekarang ini, maka berikut ini beberapa contoh puisi pendek tentang alam, sahabat, cinta romantis dan islami yang memiliki makna indah. Puisi Pendek Tentang Cinta .. 1. “Sontak” Setiap aku akan menulis sajak Selalu saja sketsa wajahmu itu saja yang merebak Hingga udara terasa sangat sesak, sampai penaku henti mendadak serangkaian kosakata yang berada di benakku pun semakin luluh-lantak semenjak itu juga aku menjadi tak tahu perlu apa lagi selain menyaksikan dan menunda setiap imaji yang masih tersisa malih rupa menjadi jelaga. ~Ilham P. S. Puisi pendek tentang cinta ini mengungkapkan perasaan yang dimiliki seorang pada kekasih dengan begitu dalamnya. Sehingga apapun yang sedang ia lakukan pasti akan teringat sosok yang dicintainya *** 2. “Menyerah” Maaf, jika aku harus menyerah sekarang sebab sudah selama ini aku mencoba bertahan, namun membuatku semakin terluka maaf, bila aku harus menyerah sekarang inginku untuk bertahan sangat kuat, namun apa daya bila hati tak lagi bisa menerima maaf, jika aku harus menyerah sekarang sebab luka ini telah terlalu dalam, sampai membuat hatiku benar-benar pecah bergelimang dan darah maaf, bila aku harus menyerah sekarang menghentikan setiap langkah, menutup semua lembar kisah mimpi yang sangat indah dari sepasang anak manusia maaf, aku menyerah sekarang…. Tergambar secara jelas, bahwa puisi pendek ini mengungkapkan perasaan seseorang yang tengah menyerah pada pasangannya. Ya, meski kisah yang dilaluinya indah, namun rasa sakit yang dirasakannya lebih banyak. *** 3. “Doaku Untukmu” Akan selalu kusebut namamu, Diantara 7 titik dengan kerendahan diri, Di atas selembar permadani, Yang berharap semoga sampai di langit, dan turun kembali ke bumi sebagai karunia. Cerita pendek ini, menggambarkan seseorang yang sedang berdoa di atas sajadah. Doanya ialah mengharapkan cinta yang tulus, agar dijadikan karunia yang indah untuk kebahagiaan *** 4. “Sepi” Betapa tahunya diriku Bahwa sekarang tak mungkin bila kita bersama, Sebab itulah selalu ku tulis syair hati, Agar kehidupan ini bisa ku atur seperti inginku, Harapannya ialah agar aku dan Kamu bisa menjadi kita… Hanya bisa memanggil ingatan hanya untuk mengusir kesunyian, Namun nyatanya ia selalu hadir berkawan, Bersama kerinduan. Hingga ku selalu terbayang, bila suatu saat nanti tangan kita akan saling terkait, Terlelap bersama tepat di bawah saku langit. Sepi ini selalu menghantarkanku padamu Puisi pendek ini mengutarakan sebuah harapan, yang menginginkan bersama orang yang dicintainya. *** Puisi Pendek Tentang Cinta Romantis Yang Paling Manis .. 5. “Ini Tentangmu” Katamu, kau tak pandai berkata-kata, namun nyatanya kata-katamu mampu membuatku menjadi terbata-bata… Katamu kau tak begitu suka mengungkap suatu rasa, Nyatanya yang kau isyaratkan itu, membuatku tak pernah lupa… Menurutmu apa yang kau lakukan bukan apa-apa, Akan tetapi tanpa Kamu sadari, bagiku Kamu sangat istimewa… Demikian itu tentangmu, dan sungguh! Ini bukan pujian untukmu… Melainkan benar-benar ungkapan yang ku rasakan .. Yaps, puisi tentang cinta romantis ini mengungkapkan pujian kepada kekasih atau orang yang dicintainya. Pujian yang diungkapkan ini benar adanya, bukan gombalan. *** 6. “Rasa” Lalu, biarlah untuk sementara seperti ini Lebih tepatnya akan kubiarkan begini Mungkin untuk menghapusnya hati masih perlu waktu lebih lama Sebab keberadaanmu sesungguhnya telah terbiasa untukku Dan sesungguhnya mulai terdapat rindu yang tertata Karenamu juga, Dan kini diriku benar-benar tak sanggup untuk mengelabui rasa lagi Ini ungkapkan bagi pasangan yang sedang LDR, dimana sosoknya yang telah terbiasanya bersama, harus terpisah jarang. Dan lama kelamaan akan membuat rasa rindu yang semakin mendalam. *** 7. “Isyarat Yang Entah” Tepat di undakan anak tangga yang ketiga Terdapat seorang perindu yang sedang duduk menatap sambil awan senja Dengan tabahnya ia sedang menunggu isyarat yang entah Namun kau salah puan… Bila menganggap diriku setabah itu Sebab justru karena aku tak sanggup menahan lagi rindu Hingga ku senantiasa mencurahkannya dalam aksaraku Dan sementara kuletakkan di keningnya Waktu pun terus melukis hingga perlahan mulai kerut… .. Puisi ini memiliki sudut pandang dua orang, dimana bait pertama sudut pandang dari seseorang yang sedang melihat orang lain termenung dan menganggap bahwa ia tabah. Sedangkan bait kedua dilihat dari sudut pandang orang yang sedang termenung itu, dan ternyata termenungnya buka karena tabah melainkan karena sudah tak kuat. *** 8. “Hujan dan Aku” Jalan itu mulai menghitam, Bahkan dibasahi oleh hujan. Hingga aku mulai, muram dan Kering karena kerinduan. Gerimis pun mulai menghapus jejak segalanya, Namun mengapa kasihmu tak hilang meski telah hitungan tahun. Bagi Kamu yang gagal move on, puisi ini cocok untukmu. Sebab menggambarkan perasaan seseorang yang telah putus lama, namun masih belum bisa melupakan, bahkan terkadang ingat dan merasa terpuruk. *** 9. “Lebih dari hancur” Bagaikan pisau tajam yang telah menusuk hati Dan tak pernah dapat dilepas lagi Hingga menusuk ke hati nurani Dimana tempat yang pernah ku bingkai indah akan namamu Aku kini hanya serpihan puing yang sangat rapuh Sangat kuingin ceritakan akan kehancuran ini Namun, seolah kau telah tak peduli Hingga ku tak mampu lagi satukan kepingan hati Puisi pendek ini merupakan ungkapan seseorang yang baru putus cinta. Dimana ia sedang cinta-cintanya namun ternyata kekasihnya itu tetap ingin pisah. *** Puisi Pendek Tentang Kehidupan .. 10. “Sudut Pandang” Kita terlahir dari rahim sama Namun membuka mata dengan waktu yang berbeda Namun mengapa kau mencaci aku menolongnya Namun kau yang jeli dan aku yang tertipu belaka Ini memang hanya sebuah masalah tentang sudut pandang Menganggap antara miskin keterlaluan dan kaya berlebihan Mata rahim pun melihat segalanya dengan seimbang Ya, kita memang lahir dari rahim sama, yakni rahim keadilan .. Menjelaskan perbedaan antara si kaya dan si miskin. Dan kehidupan dua hal tersebut memang terdapat di sekitar, namun bagaimana jika kaya dan miskin yang terjadi ini adalah hasil ketidakadilan. *** 11. “Sebutir Debu” Apalah aku, Hanya butiran debu yang mulai memburamkan kilau Tentu tak pantas bersanding bersamamu Bahkan tak mampu menghindar, ketika angin menghempasku Hingga aku terbang dan menjauh Aku hanya merasa kecewa bagaikan hampa yang mengharap udara, atau debu yang berada diantara gersang yang mengharapkan hujan untuk melanda Dan hentikan angin yang membawaku terbang ke udara.. Untuk puisi pendak ini menggambarkan tentang kehidupan rakyat atau masyarakat bawah, layaknya debu yang bisa tak berguna dan mudah terhempas angin. *** 12. “Kesabaran” Gubug bambu adalah istana bagiku, Perut yang sering bernyanyi menjadi teman untuk hidupku, Walau pahit menelan untuk manis, Bersyukur adalah kunci agar aku tak menangis, Langkah kaki ini sampai membentuk garis pecahan, Duri-duri pun tak luput menghadang raga, Wajah selalu menahan rasa kesakitan, Namun tetap ku sebut namaNya dalam jiwa, .. Bisa Kamu pahami bagaimana ungkapan indah puisi ini? Ya, mengungkapkan kesusahan yang dirasakan seseorang dalam hidupnya, namun selalu bersyukur terhadap sang pencintanya, sebab dalam kehidupan ini telah diatur dengan sebaik mungkin. 13. “Dunia Kini” Minggu pagi telah merebak,,, Bagaikan daun kering yang berguguran,, Yang Tak pernah berhenti berguguran,,, Ketika segalanya telah terlena,,, Berubah semuanya,, Sekelompok manusialah yang berencana untuk merubah,,, Yang salah menjadi hal biasa,, Dan Yang aneh menjadi hal wajar,, Hati-hatilah sayang,, Sebab dunia seperti itulah kini. Dunia telah berubah sekarang ini, seperti itulah yang digambarkan puisi pendek tersebut. Dimana seseorang mengungkapkan, agar orang lain untuk mempersiapkan diri dengan perubahan yang terjadi di kehidupan ini. *** Puisi Pendek Tentang Lingkungan .. 14. “Koran Peradaban” Angin mulai menghela nafasnya, Terhadap beban yang membawa cuaca, Pucuk pepohonan pun telah mulai menari tarian gila, Mabuk karena air haram dari manusia. Bumi nampaknya telah malas menjaga anak-anaknya, Bahkan lempeng-lempeng kerak pun mulai berjingkrak, Manusia kian mulai lihai untuk berdusta, Lengkap bersama topeng-topeng baja yang dipakainya, Hati bersembunyi entah kemana, Yang mungkin telah takut dengan tuannya. Sudah tidak ada arah jalan untuk perbaikan, Semuanya telah berubah liar, bahkan berantakan. Apakah ini hanya sebuah tajuk laris Koran-koran saka? Atau bahkan memang ujung dari suatu peradaban manusia? Puisi pendek ini menggambarkan lingkungan saat ini, dimana cuaca mulai tak beraturan, bumi mulai rusak, bahkan manusia telah banyak yang berdusta. *** 15. “Tak Puas” Tak Puaskah kau? Hutan telah mulai menguning Sungai telah teracuni oleh limbah Bahkan ikan-ikan mulai mati dan tak bersisa Hingga suatu saat nanti makhluk akan binasa dan tiada pangan lagi Uang memang telah melimpah Hingga tak terhitung berapa banyak jumlahnya Mataku mungkin telah silau karena melihat harta Namun aku tak tahu bagaimana bunganya Kehidupan saat ini, telah terasa bahwa segalanya yang dinilai adalah uang. Segala sesuatu yang dilakukan pasti dilakukan demi uang, sampai lupa mana yang baik dan mana yang tidak. *** 16. “Kekeringan” Mengapa kau merusak tanah surgamu sendiri Hingga kini tanahmu tak subur lagi Mengapa lautmu menjadi tak indah lagi Hingga musim pun menentukan arahnya lagi Siapa yang merusaknya? Apakah tangan-tangan keserakahannya? Sungguh, kejam! Kau telah jadikan alam pemuas nafsu Hingga lupa terhadap anak cucumu Tahukah Kamu? Mereka adalah keturunan kita Mereka berhak atas alam ini Seperti kita yang butuh alam ini… .. Bisa Kamu lihat bagaimana kondisi alam saat ini? Penuh dengan kerusakan karena keserakahan manusia. Jadi mulai sekarang, ketika Kamu hendak merusak alam, maka cobalah ingat bahwa anak cucumu kelak juga membutuhkan lingkungan yang bersih. Puisi Pendek Tentang Alam .. 17. “Permainya Desaku” Padi telah mulai menguning Mentari pun telah menyambut datangnya pagi Ayam telah berkokok dengan bersahutan Petani bersiap untuk pergi ke sawah Padi yang kuning Sudah siap dipanen Petani pun sangat bersukaria Beramai-ramai untuk memotong padi Gemercik merdunya air sungai Sangat bening Layaknya zamrud Khatulistiwa Seperti itulah alam desaku layaknya permai. Desa selalu identik dengan alam yang indah, asri dan segar. Jadi tak heran jika orang-orang di kota lebih memilih berlibur di desa ketimbang ke tempat lainnya. *** 18. “Senja Yang Indah” Cahaya keemasan di cakrawala Yang berada di ujung barat mulai menampakkan senjanya.. Mata terbelalak ketika memandangnya Begitu indahnya ciptaan tuhan Sang surya telah bersiap tuk tenggelam Menjemput dengan penuh mesra akan ketenangan malam.. Meneguk cahaya dengan dalam-dalam Menyempurnakan malam yang begitu indahnya.. Siapa si yang tak takjub dengan senja. Warna awan keemasan berpadu jingga yang membuat mata termanjakan. *** 19. Batu Kelapa.. Oleh Kahlil Gibran Dua muda bercermin pada cahaya, sesaat terik perlahan melepas biasnya dalam perigi harap. Jengkal waktu yang telah merayap malas, dan bertali dua perempuan paruh, nafasnya pun telah luruh dalam tepi daun kaca Keajaiban layaknya memikat sebuah beliung rasa dari dua muda itu, lalu gegas untuk melambung paruh hanya untuk sepasang batu kelapa; memundak dengan gersang terka. Lalu, tak lama lagi batu kelapa mulai menanak santannya yang berada di tempurung pun berekor bulu. Mengasah dua muda tadi untuk menilik apa adanya Kisah sepasang batu yang terdapat kelapa setelah gelap. Menggambarkan tentang kelapa yang memiliki banyak manfaat, mulai dari santan hingga tempurungnya. *** Puisi Pendek Tentang Sahabat dan Teman .. 20. “Selamat Jalan Teman” Teman merupakan bentuk yang nyata dari sebuah penghargaan Sedangkan musuh merupakan bentuk semu dari sebuah ujian Dan hal yang menakutkan bagi ku dari teman ialah, Saat aku melihat punggungnya Ia berjalan semakin menjauh, bahkan tak menoleh Arti dari melihat punggungnya adalah, sang teman berjalan menjauh meninggalkannya. Hal itulah yang paling ditakuti dari seorang sahabat atau teman. *** 21. “Teman Perjuangan” Kawan, apakah Kamu lupa? Kamu pernah berkata denganku Cerita bukan tentang hasil ataupun tujuan, Melainkan tentang sebuah proses dari perjalanan Lalu, kau pun bercerita, Bahwa perjuangan itu tak akan sia-sia, Dan perjuangan itu tak pernah ada habisnya Lalu, mengapa kau malah tidur dalam keramaian zaman? Puisi pendek ini sebagai pentung penyemangat untuk teman. Dimana kemajuan zaman ini, Kita diajak untuk selalu berjuang demi menggapai kebahagiaan. *** 22. “Koridor Sekolah” Bagaimana kabarmu di sana? Tahukah Kamu, Bahwa sebenarnya aku tak percaya dengan segalanya Dimana setiap pulang sekolah pasti ku berdiri disini Sebab di tempat ini, Di koridor sekolah adalah tempat dimana kita selalu bersama, Tertawa penuh ria dan bermain Meski ragamu entah dimana Bahkan jiwamu pun telah melayang kemana Namun pikiran serta hatiku tetap padamu, teman Menggambarkan seseorang yang rindu akan masa-masa bersama temannya ketika duduk di bangku sekolah. Dan tempat yang menjadi favoritnya adalah koridor sekolah. *** image via Puisi Pendek Islami .. 23. “Jalan Tuhan” Saat apa yang kugenggam telah hilang, Maka itu artinya Tuhan telah tak berkenan, Dan saat yang ada mampu bertahan, Tentu itu atas keinginan Tuhan … .. Puisi pendek ini mengajarkan, bahwa apa yang datang dan apa yang pergi adalah kehendak Tuhan. Jadi, sudah sepantasnya Kita sebagai manusia untuk menerima segala sesuatu yang dalam kehidupan *** 24. “Jalan Hikmah” Aku adalah bias yang penuh warna, Yang hadir melalui serpihan kristal kaca. Yang tak peduli bagaimana untuk mencoba menyusunnya, Namun tetap saja, akan semakin berhamburan sampai tak terhingga. Kusadar sejak awal, Bahwa manusia berasal dengan seorang diri, Jadi, bila di pertengahan merasa sendirian, Namun, itulah ketika menelaah jejak, Sebagai jalan agar bisa kembali. Hingga sampai jua di rumah sepertiga malam, Dimana saat ini segala pintu rencana mulai ditutup dan pintu hikmah pun mulai kembali untuk dibuka.. .. Bisa mengartikan puisi pendek ini? Sepertiga malam dalam puisi ini adalah menggambarkan waktu solat tahajud, yakni dilaksanakan sepertiga malam. Dimana waktu-waktu tersebut adalah waktu yang paling tepat untuk memanjatkan doa. Untuk mengungkapkan perasaan hati seseorang, puisi memang merupakan pilihan yang tepat. Dengan syair-syair yang indah dan bermakna, tentu siapa saja yang membacanya, terutama yang dituju akan lebih peka.

puisi pendek tentang kota tercinta